Sebuah Prolog "Catatan Akhir Kuliah Sherifa"

Prolog


Salam Hangat dari seorang Sherifa ! Semoga kalian selalu dalam keadaan bahagia. Amiin.

Ini adalah sebuah tulisan yang kucoba untuk jujur dengan diriku sendiri. 
Sekali lagi, perkenalkan nama asliku Rif'atul Mahmudah, biasa dipanggil Rifa, Sherifa, kak Ros, Fatul, Atul. Posisi saat ini adalah sebagai freshgraduate. Akhir Bulan November kemarin aku baru saja wisuda. Cukup segitu saja perkenalannya.

Aku ingin mencoba berbagi kepada kalian tentang apa yang kualami selama 4 tahun terakhir.

Sebelumnya aku tidak pernah berani mempublish di media online tentang apa yang kualami ini.Tapi, kurasa ceritaku mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kalian.

15 April 2015 Ibuku meninggal dunia. Tepat di hari pertama Ujian Nasional SMA dengan mata pelajaran Matematika dan Biologi. Ibuku meninggal dini hari. Aku diberitahu oleh Budhe dan Pakdhe ku ketika tengah menginap di rumah tanteku. Aku sengaja disuruh menginap di tanteku sembari menjaga sepupuku, karena keluargaku sibuk merawat ibuku di rumah sakit. Terakhir kali aku menemui ibuku malam sebelumnya dalam keadaan koma. Aku tak pernah membayangkan sebelumnya akan terjadi hal seperti ini. Jujur aku sangat Shock. Pada Waktu itu, pukul 3 pagi aku pulang ke rumah. Ambulance sudah parkir di depan rumah, tetanggaku berbondong-bondong mendatangi rumahku seraya mengucapkan bela sungkawa.
Aku menangis sejadinya. Masih tidak percaya hal ini benar-benar terjadi padaku saat itu. Yang lebih membuatku panik adalah aku belum belajar matematika sama sekali. Sulit dipercaya pada waktu itu keluarga ku memutuskan aku harus tetap berangkat ujian. Aku yang masih sedih, sesenggukan, dan bengkak mata tetap berangkat Ujian Nasional.
Selama di Sekolah, aku berusaha tetap ceria menyapa orang-orang yang ku kenal, berpura-pura semua baik baik saja. Suatu ketika di menit-menit terakhir ujian matematika, aku tidak bisa menahan lagi air mataku, aku menangis. Untungnya, kertas ujianku tidak robek. Aku berusaha mencoba diskusi dengan guruku untuk ikut ujian susulan pada mata pelajaran selanjutnya. 
Aku tidak sanggup meninggalkan acara pemakamn ibuku. 
Dan aku bersyukur, masih bisa melihat upacara pemakaman ibuku. Aku, kakaku, dan Ayahku menyaksikannya.





Bersambung.


Komentar